Kisah Najwa Menjadi Yatim, Ditinggal Ayah Karena Covid-19

22 Agustus 2021, 10:24 WIB
Najwa Aufa Ahdan (15) yang kehilangan ayahnya karena Covid-19. /dok. PPPA Daarul Qur'an

PORTAL BONTANG - Covid-19 terus merenggut orang-orang yang dikasihi. Sama seperti Najwa Aufa Ahdan (15) yang kini menjadi yatim, akibatnya ayahnya wafat karena Covid-19.

Anak keempat dari pasangan almarhum Muhammad Subiyakto serta Dian Agustinah ini sudah tampak tegar kala bercerita soal wafatnya sang ayah.

Keluarga kecil ini tinggal di bilangan Bogor, Jawa Barat. Selain Najwa, ia juga tinggal bersama sang adik, Muhammad Fatih Al-Asykari (13) dan ibundanya.

Dikutip PortalBontang.com dari berita PedomanTangerang.com berjudul "Kisah Sedih, Yatim Akibat Ditinggal Wafat Ayahnya Karena Covid-19".

Baca Juga: Bukan Bom, Ledakan di Margo City Depok Kini Diselidiki Polisi

Ia mengungkapkan, seisi rumah yang terdiri dari ia, adik, ayah dan ibunya sempat terpapar Covid-19.

Awalnya sang ibu yang mengalami gejala-gejala bahkan hingga kondisinya menurun. Alhamdulillah, setelah dirawat beberapa hari di rumah kondisi ibu mereka kian membaik.

Namun, setelah ibunya pulih, ayah mereka mengeluhkan sakit dan lemas. Bahkan kondisi ayah mereka semakin memprihatinkan beberapa hari kemudian.

"Ayah sudah enggak makan, cuma minum aja, malah sering mengigau, manggil-manggil nama anaknya tapi setelah didatengin bingung mau ngomong apa," ungkap Najwa.

Baca Juga: Resep Cookies Coklat, Bisa Dibuat di Rumah, Camilan Favorit Anak-Anak

Setelah tak menunjukkan peningkatan, ayah pun dilarikan ke rumah sakit.

Selama dirawat mereka hanya dapat berkomunikasi menggunakan telepon atau video call saja. Hingga hari yang tak pernah diinginkan itu tiba.

Rumah sakit menelpon bahwa ayah mereka telah wafat.

Ayahnya adalah seorang staf tata usaha di sebuah sekolah Islam di Bogor. Penghasilannya pun tak banyak. Meski demikian mereka bersyukur ayahnya masih memiliki penghasilan tetap.

Baca Juga: Aplikasi Signal; Bayar Pajak Kendaraan Kini Bisa Sambil Rebahan

Kini setelah ayahnya wafat, kehidupan mereka ditopang oleh sang ibu yang berprofesi sebagai guru ngaji privat.

Ibunya menjadi guru ngaji privat sejak lama. Selain sang ibu, kakak pertama mereka juga bekerja meski belum mendapatkan pekerjaan tetap.

"Anak pertama kerja, tapi belum punya pekerjaan tetap, ya sedikit-sedikit mah bantu saya," ungkap Agustinah.

Ia berharap anak-anaknya dapat menyelesaikan sekolah dengan baik. Kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi hingga mendapatkan pekerjaan yang layak.***(Ahmad Rafid/PedomanTangerang.com)

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pedoman Tangerang

Tags

Terkini

Terpopuler