TKA China di Konawe Kuliti Buaya, Mengaku Tak Tahu Aturan Perlindungan Hewan

27 Agustus 2021, 13:58 WIB
Para TKA China dari PT OSS saat menguliti seekor buaya yang ditangkap di salah satu kali besar di Kabupaten Konawe, Sultra. /ANTARA

PORTAL BONTANG - Perbuatan tenaga kerja asing atau TKA asal China di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat miris banyak pihak.

Manajemen PT Obsidian Stainless Steel (OSS), yang menaungi para TKA China tersebut menyampaikan permintaan maaf atas adanya kejadian tersebut.

Permintaan maaf itu disampaikan langsung Juru Bicara Manajemen PT OSS Tommy, di Kendari, Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca Juga: Bantu Pasien Stroke, Aplikasi FAST Rescue Diluncurkan Kemenkes, Ada Fitur Panic Button

"Jadi buaya tersebut akan dikonsumsi oleh mereka, dan untuk aturan buaya dilarang dibunuh mereka tidak tahu," kata Tommy, dikutip dari Antara pada Jumat, 27 Agustus 2021.

"Oleh karena itu, dengan tindakan tersebut, kami pihak Manajemen PT OSS meminta maaf atas tindakan tersebut, dan memastikan tindakan serupa tidak akan terjadi lagi," sambungnya.

Dia menjelaskan, buaya tersebut didapatkan TKA dari masyarakat setempat yang menjual kepada TKA. Masyarakat menangkap buaya tersebut di sekitaran Kali Pohara.

Sebelumnya, Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara, Sakrianto Djawie mengatakan, tindakan membunuh buaya tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga: Indonesia Masuk Dalam Anggota Dewan Pos PBB, Begini Tugas-Tugasnya

Sebab, buaya merupakan salah satu satwa langka yang dilindungi sesuai Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan langsung menurunkan tim ke lokasi tambang, yang menurut informasi kami terima adalah tempat kejadian penemuan buaya. Seperti yang viral di media sosial, sudah dikuliti dan dibunuh," kata dia.

BKSDA Sultra mengeluarkan pernyataan sekaligus akan mengusut pembunuhan dengan cara menguliti seekor buaya, yang diduga dilakukan pekerja asing pada perusahaan tambang di Kabupaten Konawe itu.***

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler