PPU Diterjang Banjir, Jokowi Disindir Gara-Gara Calon IKN Terendam

19 Desember 2021, 16:00 WIB
Potret calon ibu kota negara Penajam Kaltim terendam banjir pada Sabtu, 18 Desember 2021. /penajam_terkini

PORTAL BONTANG - Banjir yang menerjang Penajam Paser Utara (PPU), tepatnya di kawasan sekitar ibu kota negara (IKN) turut membawa-bawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Nama Jokowi pun disindir gara-gara banjir menerjang Sepaku yang jadi kawasan calon IKN, yang terjadi sejak Jumat hingga Sabtu, 17-18 Desember 2021.

Diketahui, 101 rumah terendam banjir di kawasan IKN di Penajam Paser Utara tersebut.

Baca Juga: Link Twibbon Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tiap 20 Desember

Dikutip PortalBontang.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "Calon Ibu Kota Baru Indonesia Banjir dan Rendam Ratusan Rumah Warga, Jokowi Disindir".

Dilansir dari akun Twitter Christ Wamea, pegiat media sosial itu menyindir tentang rencana pemindahan ibu kota Indonesia.

"Mau menghindar banjir Jakarta ternyata ibu kota baru juga langganan banjir. Pemimpin ruwet," kata Christ Wamea.

PPU merupakan lokasi yang ditargetkan akan untuk membangun ibu kota baru Indonesia.

Baca Juga: AFF Suzuki Cup: Indonesia Hanya Butuh Imbang dari Malaysia Agar Lolos ke Semifinal

Jokowi berujar jika pemindahan ibu kota Indonesia dimaksudkan untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang ada di Jakarta seperti kemacetan dan banjir.

Namun, alasan tersebut justru dinilai jika pemerintah malah lari dari masalah, bukan menyelesaikannya.

Selain itu, tidak sedikit pihak yang menolak rencana pembangunan ibu kota baru tersebut dengan berbagai perhitungan risiko, salah satunya yaitu mengenai pembiayaan yang merupakan aspek vital dalam proyek konstruksi.

Baca Juga: Waspada Pencurian Modus Kempes Ban, Warga Samarinda Rugi Ratusan Juta

Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebelumnya telah menyatakan jika APBN hanya bisa memberikan anggaran 20 persen dari biaya yang harus ditanggung untuk pembangunan ibu kota baru.

Sisanya, disarankan diambil dari penjualan atau penyewaan aset yang ada di Jakarta dalam jangka panjang.

Usulan tersebut menuai polemik baru dengan dianggap sejarah Indonesia akan hilang jika aset-aset negara dijual atau disewakan jangka panjang.*** (Christina Kasih Nugrahaeni/Pikiran-Rakyat)

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler