Niat Puasa Syawal, Ketentuan, dan Beberapa Keutamaan Menjalankannya

- 9 Mei 2022, 13:15 WIB
Ilustrasi Puasa Syawal
Ilustrasi Puasa Syawal /pixabay

PORTAL BONTANG - Puasa Syawal merupakan salah satu ibadah sunah yang pelaksanaannya dilakukan usai Ramadhan.

Puasa Syawal ini dianjurkan untuk dikerjakan selama enam hari dan memiliki berbagai keutamaan bagi yang menjalankannya.

Berikut ini niat Puasa Syawal, ketentuan, dan beberapa keutamaannya bagi yang menjalankan ibadah ini, dikutip PortalBontang.com dari Pikiran-Rakyat.com:

Baca Juga: Hukum Membayar Utang Puasa Ramadhan Bersama Puasa Sunah

Niat Puasa Syawal 6 Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ ِستَةٍ ِمنْ شَوَالٍ سُنَةً ِللَه تَعَالَي

Nawaitu shouma ghodin ‘ansittatin Syawaali sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat berpuasa sunah enam hari bulan Syawal karena Allah Ta’ala”

Baca Juga: Jabodetabek 'Diserbu' 1 Juta Kendaraan saat Arus Balik Lebaran

Niat Puasa Syawal Esok Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghodin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT”

Niat Puasa Syawal Hari Ini

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma hadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT”

Baca Juga: Pasca Mudik Lebaran, Pemerintah Izinkan Pegawai ASN WFH

Ketentuan Puasa Syawal

Dalam Keputusan Munas Tarjih ke-26 di Padang tahun 2003 j.o. Keputusan Muktamar Tarjih XXI di Klaten tahun 1980 tentang Puasa Tathawu’ disebutkan bahwa dalil puasa Syawal berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ayub Al Anshari, Tsauban, dan Ibn Majah.

Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa. (HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i).

Dari Tsauban, dari nabi SAW (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri (dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh), maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. (HR Ahmad).

Baca Juga: Cek Fakta: Catut Tampilan Pikiran Rakyat, Beredar Kabar Menag Minta Dana Haji untuk Bangun IKN

Di dalam riwayat Ibnu Majah dinyatakan (bahwa Rasulullah saw bersabda): Barangsiapa berpuasa Ramadan dan enam hari sesudah Idul Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun. Dan barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala) sepuluh kali lipat.

Mengenai tata cara puasa sunnah Syawal, berdasarkan Tarjih Muhammadiyah membolehkan dilakukan berurutan langsung enam hari atau acak.

Dengan kata lain, puasa Syawal dilaksanakan antara tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal dan cara pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut, atau secara terpisah-pisah.

Baca Juga: Daftar Lokasi Sholat Id 1 Syawal 1443 H di Bontang, Ada Masjid, Musala, dan Lapangan

Keutamaan Puasa Syawal

Berikut beberapa keutamaan melaksanakan puasa sunnah sebagaimana keterangan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Asep Shalahudin, dikutip dari situs Muhammadiyah.

1. Menjadi perisai dari api neraka

Hal tersebut sebagaimana dipahami dari hadis: “Dari Abi Sa’id al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun.” (HR. Bukhari an Muslim).

Baca Juga: Pemerintah Larang Takbiran Keliling, Kemenag: Cukup di Masjid

2. malaikat selalu bershalawat atas orang yang berpuasa

Hal ini berdasarkan hadis yang berbunyi: “Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan.”(HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Darimiy).

3. Dapat menghapus dosa

Hal ini berdasarkan hadis berikut: “Dari Abi Qatadah, dari Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Nabi saw. bagaimana pendapat anda tentang puasa Arafah? Nabi menjawab: Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa. Kemudian orang tadi bertanya lagi: Bagaimana tentang puasa Asyura’? Nabi saw. menjawab: Puasa Asyura’ dapat menghapus dosa yang telah lalu.” (HR. Ahmad). ***

Editor: Muhammad

Sumber: Pikiran Rakyat Muhammadiyah


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x