Pesawat China Eastern Airlines Jatuh Menukik Vertikal, Pengamat Ungkap Hanya 1 Penyebab

- 22 Maret 2022, 10:00 WIB
Tampak kepulan asap di lokasi jatuh pesawat China Eastern Airline yang membawa 132 orang penumpang dan 9 orang awak terlihat jelas di kawasan perbukitan dekat kota Wuzhou di Kabupaten Teng, provinsi Guangxi.
Tampak kepulan asap di lokasi jatuh pesawat China Eastern Airline yang membawa 132 orang penumpang dan 9 orang awak terlihat jelas di kawasan perbukitan dekat kota Wuzhou di Kabupaten Teng, provinsi Guangxi. /Tangkapan layar YouTube Plummet in China/

PORTAL BONTANG - Pesawat China Eastern Airlines nomor penerbangan MU5735 dilaporkan jatuh di lereng bukit berhutan di Provinsi Guangxi Selatan, Senin 21 Maret 2022.

Usai kejadian jatuhnya pesawat China Eastern Airlines, rekaman peristiwa tersebut mulai beredar luas di media sosial.

Salah satu rekaman video yang berhasil ditangkap adalah saat pesawat China Eastern Airlines jatuh dengan keadaan menukik vertikal dan tajam.

Baca Juga: Kodim 0908 Bontang Buka Rekrutmen Komponen Cadangan, Cek Cara Daftar dan Persyaratannya

Dikutip PortalBontang.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "China Eastern Airlines Jatuh dalam Posisi Vertikal, Pakar: Hanya Ada Satu Penyebab".

 

Rekaman tersebut dibagikan beberapa jam setelah Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh China Eastern Airlines jatuh sekitar satu jam setelah lepas landas di negara tetangga Yunnan.

Tim penyelamat bergegas ke tempat kejadian, tetapi tidak satu pun dari 132 orang di dalamnya yang terdiri dari 123 penumpang dan sembilan anggota awak diperkirakan selamat dari kecelakaan itu.

Jatuhnya pesawat milik China Eastern Airlines itu pun disebut sebagai bencana udara paling mematikan di China dalam beberapa dekade ini.

Baca Juga: DIduga Depresi, Ibu di Brebes Tega Bunuh Anak Kandung: Saya Gak Mau Anak-Anak Hidup Susah Kayak Saya

Ketika otoritas penerbangan sipil China memulai penyelidikannya, para ahli keselamatan udara sedang mempelajari rekaman video dan data penerbangan untuk mendapatkan petunjuk tentang penyebab kecelakaan tersebut.

"Hal pertama yang harus ditentukan oleh penyelidik kecelakaan adalah apakah semua (bagian) pesawat utuh ketika menabrak tanah, atau apakah sesuatu jatuh dari pesawat sebelum menabrak tanah?" kata seorang pilot Boeing 777, Juan Browne.

"Data video menunjukkan kepada saya bahwa pesawat itu (jatuh) dalam satu bagian," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Pemantauan Hilal Dimulai 1 April 2022, BMKG Kirim Tim ke 34 Provinsi Tentukan Awal Ramadhan

Berdasarkan data yang diambil oleh Flightradar24, pesawat melaju di ketinggian 29.100 kaki sekitar pukul 14:20 waktu setempat ketika tiba-tiba mulai turun.

Setelah mendapatkan kembali ketinggian sebentar di sekitar 7.000 kaki, pesawat kemudian terus menyelam, turun di hampir 31.000 kaki per menit dalam beberapa detik terakhir sebelum jatuh.

Juan Browne yang juga dikenal sebagai vlogger penerbangan populer yang menganalisis insiden udara mengatakan "sangat jarang" bagi sebuah pesawat untuk berakhir dalam posisi vertikal itu.

Sementara itu, mantan direktur Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil, Jean-Paul Troadec mengatakan bahwa data kecelakaan pesawat tersebut "sangat tidak biasa".

Baca Juga: Uang Rp1 Miliar Milik Doni Salmanan Kembali Disita Polisi

Akan tetapi, dia menekankan bahwa "terlalu dini" untuk menarik kesimpulan terkait musibah yang dialami China Eastern Airlines tersebut.

Penyelidik juga belum mengumumkan pengambilan "kotak hitam" pesawat, peralatan yang sangat dilindungi yang mencatat informasi seperti kinerja pesawat, input pilot, dan audio kokpit.

Mereka juga kemungkinan akan menganalisis rekaman video, yang ditangkap oleh kamera keamanan yang dioperasikan oleh perusahaan pertambangan lokal.

Baca Juga: Gitaris Band Geisha, Roby Satria Tertangkap Lagi Pakai Ganja

Sedangkan video Dashcam yang konon berasal dari mobil yang melaju di dekat pesawat tampaknya menunjukkan rekaman tambahan kecelakaan dari sudut lain.

Juan Browne mengatakan ketika para penyelidik memeriksa puing-puing, mereka akan sangat fokus pada pengaturan "trim" di lift pesawat, yakni permukaan yang bergerak di bagian belakang pesawat yang mengendalikan bagian hidungnya.

Trim mengacu pada mekanisme yang membuat lift dalam posisi tertentu tanpa perlu input pilot berkelanjutan.

"Benar-benar hanya ada satu hal yang bisa menyebabkan pesawat berada pada posisis vertikal keturunan dan tetap pada posisi itu, dan itu adalah lift atau trim stabilisator," kata Juan Browne.

Baca Juga: Fahrenheit Tambah Daftar Panjang Dugaan Penipuan Investasi di Indonesia, Korban Rugi Rp5 Triliun

Dia juga mencatat bahwa pesawat secara alami akan melempar ke atas dari posisi menukik karena mengumpulkan kecepatan dan sayap menghasilkan lebih banyak daya angkat.

Menurut Juan Browne, ada kemungkinan bahwa para penyelidik akan dapat menemukan jackscrew trim lift – baut berulir yang mengontrol posisi trim, bahkan dalam "kawah yang menghancurkan".

"Jika Anda dapat menemukan lokasi mur di jackscrew berada, anda bisa mendapatkan gambaran tentang keadaan trim pesawat itu," ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari SCMP, Selasa, 22 Maret 2022.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x