Taliban akan Bentuk Kabinet Baru Pemerintahan Afghanistan Usai Evakuasi AS Berakhir

- 29 Agustus 2021, 09:49 WIB
Taliban usai mengusai pemerintahan Afghanistan.
Taliban usai mengusai pemerintahan Afghanistan. /ANTARA

PORTAL BONTANG - Pemerintahan Afghanistan di bawah Taliban bersiap membentuk kabinet baru.

Penyusunan jajaran pemerintahan itu akan dilakukan usai evakuasi dari Amerika Serikat (AS) selesai pada 31 Agustus 2021.

Taliban pun memperkirakan, anjloknya mata uang dan gejolak ekonomi setelah pengambilalihan Kabul, dua pekan lalu akan segera mereda.

Baca Juga: Akses Pelayanan Publik Perlu Sertifikat Vaksin, Ombudsman: Terlalu Dini

Pernyataan tersebut disampaikan Zabihullah Mujahid, saat militer AS menghentikan misinya untuk mengevakuasi warga AS dan warga Afghanistan. yang rentan.

Dikutip PortalBontang.com dari Antara, Taliban mengutuk serangan pesawat tak berawak AS terhadap militan ISIS, setelah serangan bunuh diri di dekat bandara Kabul.

Namun dia mengimbau Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertahankan hubungan diplomatik setelah penarikan mereka.

Waktu pasti pembentukan kabinet baru masih belum jelas.

Baca Juga: Tak Suka Istilah Koruptor, Quraish Shihab: Terlalu Halus, Tak Ada Bedanya dengan Pencuri

Reuters dikutip Antara, awalnya menulis mujahid yang mengatakan pengumuman itu akan dibuat dalam minggu mendatang

Tetapi dalam pesan suara, dia mengatakan susunan kabinet baru akan diselesaikan dalam satu atau dua minggu.

Pada Sabtu, 28 Agustus 2021, sebuah pernyataan dari Taliban mengatakan bank diperintahkan untuk dibuka kembali dengan batas penarikan mingguan sebesar 20.000 Afghani.

"Para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat dan bank sentral," ujar Mujahid dikutip Reuters.

Baca Juga: 6 Makanan Aman untuk Penderita Diabetes

Pejabat PBB telah memperingatkan Afghanistan, mereka sedang menghadapi bencana kemanusiaan dengan sebagian besar wilayah menderita kondisi kekeringan ekstrem.

Ekonomi yang hancur setelah empat dekade perang, juga menghadapi kerugian miliaran dolar dalam bantuan asing, menyusul penarikan kedutaan besar Barat dari negara itu.

Mujahid mengatakan, masalah ekonomi yang dialami akan berkurang begitu pemerintahan baru terbentuk.

"Kejatuhan Afghani terhadap mata uang asing bersifat sementara dan itu karena situasi yang tiba-tiba berubah. Mata uang Afghani akan kembali normal begitu sistem pemerintahan mulai berfungsi," katanya.***

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah