Rumah Tangga Kaya Ikut Beli Elpiji Bersubsidi, DME akan Jadi Pengganti

21 November 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi: Mengenal DME yang akan gantikan gas elpiji, mulai dari keuntungan hingga harga. /Dok Pertamina

PORTAL BONTANG - Kelangkaan gas elpiji bersubsidi masih kerap terjadi di beberapa daerah.

Meski elpiji bersubsidi dikhususkan untuk rumah tangga miskin, namun nyatanya masih ada rumah tangga kaya yang turut menggunakan elpiji bersubsidi.

Tak tepat sasarannya elpiji bersubsidi ini juga diamini oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca Juga: Cara Instal Windows 7 untuk Pemula Tanpa Kehilangan Data

”Berdasarkan analisis, dari 25 juta rumah tangga, kelompok 40 persen termiskin hanya 13 juta (rumah tangga termiskin) di antaranya yang menikmati subsidi elpiji,” katanya dalam orasi ilmiah Rapat Terbuka Dies Natalis Ke-55 Universitas Brawijaya, Kota Malang, beberapa waktu lalu, dikutip PortalBontang.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Sementara itu, tercatat dalam data, 9,8 juta rumah tangga terkaya ikut menikmati subsidi tersebut.

”Sementara di kelompok 40 persen orang terkaya, terdapat 9,8 juta rumah tangga yang ikut menikmati subsidi elpiji 3 kilogram,” kata Menkeu.

Pemerintah pun berencana mengganti konsumsi gas elpiji menjadi DME (Dimethyl Ether).

Baca Juga: Sejarah Hari Pohon Sedunia Setiap 21 November, Ingatkan Kembali Manfaat Pohon

Dalam hal ini, pemerintah menargetkan Indonesia tidak lagi mengimpor elpiji pada 2030 seiring dikembangkannya gasifikasi batu bara.

”Melalui substitusi elpiji dengan DME, impor elpiji yang sebesar 6 juta ton pada 2020 akan berkurang menjadi 1,4 juta ton pada 2025,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan, DME memiliki kesamaan karakteristik sifat kimia atau fisika dengan elpiji.

Baca Juga: Pemuda Cirebon Bangun Pesantren Satu Desa Satu Yatim Penghafal Quran

Lantaran mirip, DME dapat menggunakan infrastruktur elpiji yang ada sekarang, seperti tabung, storage, dan handling eksisting.

”Campuran DME sebesar 20 persen dan elpiji 80 persen dapat digunakan kompor gas eksisting,” ujar Dadan.

Kelebihan yang dimiliki DME ialah dapat diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui, seperti biomassa, limbah, serta Coal Bed Methane (CBM).

Menurut Dadan, DME lebih mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalkan gas rumah kaca hingga 20 persen.

Baca Juga: Hari Pohon Sedunia, 1.000 Bibit Mangrove Ditanam di TNK Salebba

”Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, dengan DME, hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

PT Pertamina (Persero) menyampaikan peralihan elpiji atau gas minyak cair menjadi DME, membutuhkan waktu yang panjang.

Pejabat Sementara Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, dalam proses peralihan tersebut, saat ini Pertamina masih melakukan penjajakan untuk mendapatkan suplai DME. ***

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler