PWI Kaltim Sayangkan Arogansi Oknum Guru Terhadap Kerja Wartawan

3 Juni 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi pengusiran siswa di Samarinda Seberang. Peristiwa ini menyeret kerja-kerja wartawan yang mendapat arogansi dari oknum guru. /Pexels/Mikhail Nilov

PORTAL BONTANG - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim menyayangkan arogansi dan intimidasi yang diduga dilakukan oknum guru kepada wartawan.

Perlakuan tidak menyenangkan salah satu oknum guru di SDN 002 Samarinda Seberang itu ditanggapi Ketua PWI Kaltim, Endro S Efendi didampingi Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan, Abdurrahman Amin.

Dalam rilis yang diterima PortalBontang.com dari PWI Kaltim, arogansi kepada wartawan dari oknum guru tersebut terjadi saat insan pers hendak mencari kebenaran dugaan pengusiran salah satu murid di kelas.

Baca Juga: Menpan RB Tegaskan Hapus Honorer November 2023 Mendatang

Untuk mencari tahu kebenaran kabar tersebut, sejumlah pewarta sempat datang ke sekolah bersangkutan untuk mendapatkan informasi akurat. Sayangnya bukannya klarifikasi yang diperoleh, para wartawan justru mendapat perlakukan yang tidak baik.

Diceritakan, seorang berkemeja hitam yang mengaku guru mendatangi para wartawan di salah satu ruangan di sekolah tersebut.

Oknum guru itu lantas menyulut rokok dengan nada tinggi mempertanyakan keberadaan wartawan.

“Ada apa ini bawa-bawa wartawan,” katanya.

Baca Juga: Di Hadapan Wali Kota se-Kalimantan, Basri Rase Paparkan Kebijakan Peningkatan Ekonomi Pasca Pandemi di Bontang

Kericuhan kecil sempat terjadi. Para wartawan jelas tidak terima dengan perlakuan oknum guru tersebut.

Menanggapi hal ini, Ketua PWI Kaltim Endro S Efendi didampingi Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan, Abdurrahman Amin, menyayangkan masalah tersebut.

Rahman, sapaan Abdurrahman Amin, menyebut bahwa oknum guru tersebut telah melakukan arogansi terhadap pekerjaan wartawan.

Baca Juga: Bontang dan Samarinda Wakili Kaltim di Seleksi Paskibraka Nasional

Sebagai profesi yang dilindungi undang-undang, jelas sikap tersebut merupakan bentuk intimidasi dan pelanggaran.

“Pekerjaan wartawan itu dilindungi undang-undang. Jadi tidak boleh dihalang-halangi oleh siapa pun, termasuk melakukan intimidasi,” ungkap Rahman.

Kalau memang perlu, Rahman mengaku, akan menyiapkan langkah hukum jika masalah ini terus berlarut.

Menurutnya, oknum guru di sekolah tidak perlu alergi menghadapi wartawan ketika terjadi dugaan permasalahan. Pekerjaan wartawan, lanjutnya, memiliki standar aturan dan etika yang tinggi.

Baca Juga: Gary Iskak Tak Ditahan, Polisi Sebut Jadi Korban Penyalahgunaan Narkoba

“Sandaran etis dalam bekerja tidak bisa ditawar dalam pekerjaan wartawan. Jadi tidak perlu alergi, apalagi menghindar jika ada wartawan yang ingin menggali informasi,” ungkap Rahman.

Guru juga dilindungi undang-undang dan pasti memahami bagaimana profesi dan etika masing-masing, sehingga sangat disayangkan jika hal ini terjadi.

Masalah ini bermula ketika seorang murid SD di sekolah tersebut diduga mendapatkan intimidasi oleh wali kelasnya. MF (10), siswi kelas 4, karena ekonomi dan kurangnya informasi yang didapat, membuatnya tidak dapat mengikuti pembelajaran secara daring dengan alasan tidak memiliki gawai (handphone).

Baca Juga: Sering Kesemutan dan Kebas, Waspadai Gejala Diabetes Tipe 2

Muhammad Kadir Jailani (28) yang merupakan relawan yang turut mendampingi MF sejak sepekan terakhir, mengaku mendapati murid SD itu dalam kondisi menangis di tepi jalan tak jauh dari sekolah.

“Saya tanya, kenapa menangis, dia bilang diusir dari kelas,” ucap Memet sapaan akrabnya.

“Kedatangan kami yang bertujuan mengkonfirmasi kebenaran yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut, namun disambut sikap temperamen oleh beberapa oknum guru yang menyangkal akan kejadian tersebut,” lanjut Memet.

Beberapa awak media pun melakukan pantuan di lingkungan sekolah. Beberapa guru dengan tatapan penuh tanya dan sesekali berbicara dengan nada tinggi.

Baca Juga: Gasak Warung di Jalan Poros Bontang-Samarinda, Korban Lacak Pakai Google Maps

“Ngapain ini ramai-ramai datang bawa wartawan segala, kan permasalahanya sudah selesai,” ucap wali kelas MF saat dijumpai di ruang guru.

Awak media berusaha menghadapi situasi dengan kepala dingin dan berkesempatan bertemu dengan kepala sekolah, Sarban.

“Belum ada konfirmasi dari guru yang bersangkutan, namun akan kami lakukan pemanggilan terhadap oknum guru tersebut,” ungkap Sarban.

Baca Juga: Bontang Masuk Tiga Besar Penghargaan Ketahanan Pangan se-Kaltim

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin saat dihubungi mengaku belum mengetahui permasalahan yang terjadi.

“Saya akan konfirmasi kepala sekolahnya dulu,” singkatnya. ***

Editor: Muhammad

Sumber: PWI Kaltim

Tags

Terkini

Terpopuler