Studi Stanford University: Kompos Gas Lebih Merusak Lingkungan

- 30 Januari 2022, 05:42 WIB
Ilustrasi: Kompor gas. Standford University baru-baru ini mengungkap hasil studi terbaru soal kompor gas dan pengaruhnya terhadap lingkungan serta kesehatan.
Ilustrasi: Kompor gas. Standford University baru-baru ini mengungkap hasil studi terbaru soal kompor gas dan pengaruhnya terhadap lingkungan serta kesehatan. /Pixabay

PORTAL BONTANG - Standford University baru-baru ini mengungkap hasil studi terbaru soal kompor gas dan pengaruhnya terhadap lingkungan serta kesehatan.

Dalam hasil studi peneliti Stanford University, terungkap bahwa kompor gas jauh lebih merusak lingkungan bahkan bisa memicu asma dan penyakit pernapasan lainnya.

Menurut peneliti Standford University, kompor gas mengeluarkan hidrokarbon metana, baik ketika dinyalakan maupun dalam keadaan mati.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini 30 Januari 2022, Ada Lord Adi dan MasterChef Indonesia S9

Selama periode 20 tahun, metana yang keluar dari kompor gas bisa menyebabkan kerusakan iklim yang sama dengan 500 ribu mobil bertenaga gas.

Tidak hanya terhadap iklim, efek metana pada pemilik rumah juga bisa sangat mengkhawatirkan.

Merujuk pada data dari studi, ditemukan keluarga yang tidak menggunakan penghisap asap dapur (range hood) atau memiliki ventilasi buruk saat menggunakan kompor gas, bisa melampaui tingkat keamanan nitrogen dioksida dalam hitungan menit.

"Ada dorongan yang semakin besar bagi pemilik rumah untuk mengganti kompor gas mereka dengan model listrik, tetapi ini adalah perjuangan yang berat. Kompor gas dinilai lebih cepat panas dan memudahkan memasak di rumah," kata peneliti seperti dilansir dari laman Fortune dan dikutip PortalBontang.com dari PMJ News.

Baca Juga: POPULER HARI INI: FT Indonesia vs Timor Leste hingga Timnas Putri Indonesia Tersingkir dari Piala Asia

Halaman:

Editor: Muhammad ZA

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini