Bougainville, Pulau Kecil di Dekat Indonesia Ini akan Jadi Negara Baru

- 30 November 2021, 22:55 WIB
Pulau Bougainville (titik merah) disebut bakal jadi negara tetangga baru Indonesia setelah memutuskan merdeka dari Papua Nugini dalam referendum 2019 lalu.
Pulau Bougainville (titik merah) disebut bakal jadi negara tetangga baru Indonesia setelah memutuskan merdeka dari Papua Nugini dalam referendum 2019 lalu. /REUTERS

PORTAL BONTANG - Sebuah negara baru akan terbentuk setelah Bougainville memilih merdeka dari Papua Nugini.

Salah satu pulau di Papua Nugini ini serius memperjuangkan kemerdekaannya melalui referendum yang dilakukan sejak 2019.

Proses kemerdekaan Bougainville akan dimulai pada 2023 dan diharapkan benar-benar merdeka secara penuh pada 2027 nanti.

Baca Juga: Berikut Doa yang Dianjurkan Rasulullah Ketika Melewati Makam, Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Dikutip PortalBontang.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "Segera Jadi Tetangga Baru Indonesia, Pulau Ini Akan Lepaskan Diri dari Papua Nugini".

Pulau ini terkenal dengan potensi pariwisatanya dan sumber daya alamnya, yang disebut-sebut bisa menyaingi Bali dan Fiji sebagai destinasi liburan di kawasan Asia Pasifik.

Negara yang terletak di benua Oseania ini akan menjadi tetangga baru Indonesia dan Australia setelah benar-benar merdeka dari Papua Nugini.

Pulau ini disebut masih memiliki banyak hutan yang belum tersentuh, lalu sungai, gunung berapi, dan pantai yang indah dengan garisnya sepanjang 685 Km.

Baca Juga: Cara Mencari Pengguna Telegram di Sekitar

Objek wisata lainnya yang menarik adalah reruntuhan Perang Dunia II dan wisata sejarah.

Dalam sejarahnya, Laksamana Jepang Isoroku Yamamoto tewas dalam kecelakaan pesawat di salah satu hutan di pulau tersebut.

Lalu pulau itu juga menjadi tempat tinggal 60.000 warga Amerika selama PD II.

Baca Juga: Notifikasi Email Tak Muncul di HP Android, Ini Cara Mengatasinya

Sementara itu, Ketua Komisi Referendum Bougainville, Bertie Ahern menyatakan bahwa hingga saat ini telah ada 176.928 orang atau sekitar 98 persen pemilih, yang telah mendukung kemerdekaan dalam sebuah referendum.

Hasil ini nampaknya mengakhiri proses perdamaian dan pemulihan panjang selama puluhan tahun pasca-perang saudara brutal pada tahun 1998.

Saat itu terjadi perang antara pemberontak Bougainville, pasukan keamanan Papua Nugini, dan tentara bayaran asing yang menyebabkan tewasnya lebih dari 20.000 orang atau 10 persen dari populasi saat itu.

Namun rencana referendum kemerdekaan tersebut dinilai masih terlalu dini setelah digembar-gemborkan oleh penduduk lokal dan para pengamat internasional.

Baca Juga: Cara Mudah Cek Akun Facebook Tetangga Pakai Fitur Ini

Dr Anthony Regan, Pengamat Papua Nugini dari Universitas Nasional Australia, mengatakan reaksi terhadap referendum itu 'dapat dimengerti tetapi masih terlalu dini'.

"Ini tetap menjadi kandidat yang paling mungkin untuk negara baru tetapi tidak akan mudah untuk dicapai," ucap Dr Anthony Regan dari Daily Mail.

Regan mengatakan pemerintah Papua Nugini telah setuju untuk memberi Pulau Bougainville lebih banyak otonomi dibanding wilayah lain, tetapi untuk menjadi negara merdeka masih jauh.

Baca Juga: Kelebihan Kuota Internet, Begini Cara Transfer ke Teman

"Perdana menteri Papua Nugini belum secara eksplisit mengatakan tidak, tetapi dia telah menyatakan keberatan tentang efek preseden kemerdekaan untuk Bougainville," kata Dr Regan.

Ketakutan pemerintah terkait dengan provinsi yang kaya dengan sumber daya alam ini dapat melemahkan Papua Nugini secara ekonomi dan budaya.

Meski kaya dengan sumber daya alam, Bougainville memiliki beberapa kelemahan mulai dari minimnya infrastruktur, penanganan kesehatan hingga persepsi keamanan dan korupsi.

Sebagai negara kepulauan, Bougainville juga diserang oleh covid-19 varian delta hingga menyebabkan 10 kematian dan 170 kasus positif.

Namun tidak hanya covid-19, penyakit malaria juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.*** (M Bayu Pratama/Pikiran-Rakyat)

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah