Pemilik 12 Paten, Dosen UMM Ini Raih Penghargaan Dosen Inovatif Terpuji

- 21 Agustus 2021, 14:34 WIB
 Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP., dosen UMM peraih penghargaan Dosen Inovatif Terpuji.
Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP., dosen UMM peraih penghargaan Dosen Inovatif Terpuji. /Humas UMM

PORTAL BONTANG - Kerap berinovasi, menghantarkan Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP. meraih penghargaan Dosen Inovatif Terpuji dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII.

Penghargaan tersebut diserahkan pada Rabu, 18 Agustus 2021 lalu. Sekaligus jadi kado kemerdekaan bagi Elfi pribadi dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

 

Elfi diketahui juga memiliki 12 paten yang fokus pada pangan dan gizi.

Elfi sendiri memang dikenal sebagai dosen yang senantiasa berinovasi, utamanya dalam hal gizi dan teknologi pangan.

Baca Juga: 3 Staf Pelatih Timnas Indonesia Mundur Bersamaan, Bung Towel Bilang PSSI Penuh Drama

Sebelumnya, ia seringkali dinobatkan sebagai penyaji terbaik, mendapat rentetan penghargaan seperti Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Award yang ia peroleh beberapa waktu lalu.

Ditanya ihwal penghargaan ini, Elfi mengaku tidak tahu jika ada penilaian dan penghargaan seperti ini.

Namun ia tahu betul bahwa ada pantauan dan penilaian yang mencakup berbagai aspek tiap enam bulan. Mulai dari bagaimana ia mengajar, penelitian, publikasi, paten serta pengabdian.

“Mungkin dari situlah akhirnya saya bisa dinobatkan sebagi salah satu dosen tangguh, utamanya dalam aspek inovasi terbaru,” tuturnya.

Baca Juga: 53 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, Tiga di Antaranya Pendukung ISIS dari Kaltim

Hebatnya, perempuan yang menjadi koordinator Halal Centre UMM ini juga telah meneliti pigmen antosianin sejak 21 tahun yang lalu.

Berbicara 12 paten yang dimiliki Elfi, di antaranya adalah pewarna alami dari bunga mawar, pewarna alami berbahan rumput laut, hingga sari minuman antioksidan dari bunga mawar.

Khusus yang terakhir, Elfi juga telah berhasil mendapatkan merek, izin Produksi Industri Rumah Tangga (PIRT), serta sertifikasi halal.

Ia bahkan sudah membangun rumah produksi dan memasarkannya ke berbagai daerah.

Baca Juga: Syarat PTM Dibuka, Jokowi: Semua Pelajar Sudah Vaksin

“Tidak hanya berhenti pada penelitian, inovasi juga harus bisa memberikan manfaat ke berbagai pihak utamanya masyarakat,” tegasnya.

Terbaru, Elfi dan beberapa rekannya tengah mengembangkan beras analog balita. Inovasi ini berangkat dari fenomena stunting balita yang belakangan terjadi.

Menurutnya, hal itu dapat terjadi karena kurangnya gizi yang terkandung, khususnya protein dan mineral.

Dosen yang juga menjadi tim ahli Lembaga Pemeriksa Halal Muhammadiyah ini juga sempat menyampaikan alasan kenapa ia terus berinovasi.

Baca Juga: Profil Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Ke-9 Malaysia yang Baru

Menurutnya, inovasi yang dibuat tidak lain untuk memberikan opsi solusi bagi permasalahan di tengah masyarakat.

Di samping itu, berinovasi dan memanfaatkan alam dengan baik adalah tugas seorang khalifah.

“Sebagai khalifah di Bumi, tentu kita harus berusaha menjadi manusia yang kreatif dan cerdas agar bisa menebar manfaat bagi sesama,” imbuh Elfi.

Terakhir, ia berharap penghargaan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri.

Baca Juga: Pembunuhan di Subang Mulai Ada Titik Terang, Sidik Jari Pelaku Diamankan

Namun bisa menjadi motivasi bagi generasi muda untuk semakin respek akan kekayaan alam dan teknologi yang dimiliki Indonesia.

Sehingga masyarakat mampu mengoptimalkan potensi lokal dengan maksimal.

“Mari bersama-sama membangkitkan masyarakat unggul. Tidak hanya dari pihak akademisi saja, tapi juga dari industri, pihak swastaswasta, serta pemerintah," ujar Elfi.

"Harapannya, Indonesia bisa semakin maju serta mampu menekan angka kemiskinan yang ada,” tutupnya.***

Editor: Muhammad ZA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x