Studi Terbaru: Vaksin Booster Efektif Lawan Varian Omicron

- 24 Januari 2022, 14:00 WIB
Studi terbaru menunjukkan vaksin booster atau dosis ketiga efektif melawan Covid-19 varian Omicron.
Studi terbaru menunjukkan vaksin booster atau dosis ketiga efektif melawan Covid-19 varian Omicron. /Pixabay/

PORTAL BONTANG - Studi terbaru menunjukkan vaksin booster atau dosis ketiga efektif melawan Covid-19 varian Omicron.

Studi ini dilakukan tiga peneliti asal Amerika Serikat (AS) yang melihat efektifitas vaksin booster atau dosis ketiga terhadap varian Omicron.

Dua jenis vaksin booster yang digunakan dalam studi ini adalah Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Dikutip PortalBontang.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "Studi CDC Ungkap Dosis Booster Pfizer dan Moderna Efektif Lawan Omicron hingga 90 Persen".

 

Menurut tiga studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengungkapkan, suntikan penguat atau booster vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna telah terbukti sangat efektif dalam mencegah rawat inap akibat paparan Omicron.

Dalam hasil studi tersebut diungkapkan bahwa dosis booster 90 persen efektif melawan varian Omicron.

Berdasarkan data, dosis tersebut juga 82 persen efektif untuk mencegah orang yang terpapar Omicron sampai harus mendapatkan perawatan gawat darurat dan perawatan darurat.

Salah satu penulis studi tersebut, Emma Accorsi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa dosis booster sangat penting.

“Ini benar-benar menunjukkan pentingnya mendapatkan dosis booster,” kata Emma Jumat, 21 Januari 2022.

Ia mengatakan bahwa orang AS harus mendapatkan dosis booster, setidaknya lima bulan setelah mendapatkan dosis lengkap vaksin Pfizer atau Moderna.

“Orang AS harus mendapatkan booster setidaknya lima bulan setelah mereka menyelesaikan seri Pfizer atau Moderna mereka, tetapi jutaan orang yang memenuhi syarat belum mendapatkannya," katanya, dikutip dari Al Jazeera pada Senin, 24 Januari 2022.

Sebagai informasi, menurut pejabat kesehatan AS, penelitian tersebut merupakan studi besar pertama di AS yang melihat perlindungan vaksin terhadap Omicron.

Sementara itu, penelitian sebelumnya termasuk penelitian di Jerman, Afrika Selatan, dan Inggris menunjukkan vaksin yang tersedia kurang efektif melawan Omicron daripada varian Covid-19 sebelumnya.

Akan tetapi, dosis booster diklaim meningkatkan antibodi penangkal virus untuk meningkatkan kemungkinan menghindari infeksi simtomatik.

Berikut tiga studi yang mengungkap efektivitas dosis booster melawan Omicron

1. Studi Pertama

Mengamati rawat inap dan ruang gawat darurat dan kunjungan pusat perawatan darurat di 10 negara bagian, dari Agustus hingga bulan ini.

Ditemukan bahwa efektivitas vaksin yang terbaik setelah tiga dosis vaksin Pfizer atau Moderna dalam mencegah pasien melakukan kunjungan perawatan darurat.

Selanjutnya, perlindungan turun dari 94 persen selama gelombang Delta menjadi 82 persen selama gelombang Omicron.

Perlindungan dari hanya dua dosis lebih rendah, terutama jika enam bulan telah berlalu sejak dosis kedua.

Para pejabat telah menekankan tujuan mencegah tidak hanya infeksi, tetapi penyakit parah.

2. Studi Kedua

Berfokus pada kasus Covid-19 dan tingkat kematian di 25 negara bagian dari awal April hingga akhir Desember.

Orang yang dikuatkan memiliki perlindungan tertinggi terhadap infeksi Covid-19, baik pada saat Delta dominan dan juga saat Omicron mengambil alih.

Kedua artikel tersebut diterbitkan online oleh Centers for Disease Control and Prevention.

3. Studi Ketiga

Journal of American Medical Association menerbitkan studi ketiga, yang dipimpin oleh para peneliti CDC.

Penelitian tersebut memperlihatkan orang-orang yang dites positif Covid-19, yang dilakukan dari 10 Desember hingga 1 Januari di lebih dari 4.600 situs pengujian di seluruh AS.

Tiga suntikan vaksin Pfizer dan Moderna sekira 67 persen efektif melawan penyakit simtomatik terkait Omicron dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

Dua dosis vaksin diklaim tidak memberikan perlindungan yang signifikan terhadap Omicron.

Hal tersebut diketahui ketika diukur beberapa bulan setelah menyelesaikan seri aslinya, para peneliti menemukan.

“Jika Anda memenuhi syarat untuk mendapatkan booster dan Anda belum mendapatkannya, Anda perlu mendapatkan booster Anda,” kata Direktur CDC Dr Rochelle Walensky di Gedung Putih.*** (Rinrin Rindawati/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Muhammad ZA

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x